Materi masih merupakan tema dominan bagi kebanyakan manusia. Mereka yang mencari kerja, yang menjadi DPR, pedagang, dokter, guru, maling, koruptor, preman, polisi, militer, politisi, dan sebagainya, sebagian besar dalam rangka memperoleh materi. Sebagian besar manusia sikapmya terhadap materi adalah ingin memiliki, sedikit yang hanya sekedar mengetahui, dan lebih sedikit lagi yang suka memberikan apa yang sudah dia miliki. Dari sisi sikap terhadap materi ada 4 macam jenis manusia :

1. Senang mencuri, merampok dan sebagainya.
Ini adalah tipe kebanyakan manusia di jaman koboi. Untuk mendapatkan harta/materi, manusia menempuh jalan mencuri, merampok, maling, menodong (premanisme), menipu, korupsi, menjajah, aneksasi, dan sebagainya. Mereka mengandalkan satu senjata : KUAT atau KEKUATAN. Bagi mereka tidak ada benar dan salah secara essensial. Menurut mereka kebenaran adalan KUAT. KUAT adalah benar, LEMAH adalah salah. Asal siapa yang kuat mereka berhak memperoleh materi. Tentu saja yang dominan adalah kekuatan fisik. Kekuatan yang laiinya, seperti ilmu, teknologi, ekonomi, hukum dan seterusnya, semata-mata untuk mendukung kekuatan fisik, dan akhirnya untuk memperoleh harta/materi. Upaya IMF untuk merubah-rubah hukum di Indonesia agar sesuai dengan kemauan neoliberalisme/neokapitalisme, sehingga subsudi rakyat dikurangi atau dihilangkan. Neolib bisa bekerjasama dengan IMF, World Bank, Pemerintah, DPR dan sseterusnya untuk membikin aturan sesuai dengan kemauan mereka, karena neolib memiliki kekuatan untuk menekan negara sedang berkembang. Sementara di negara mereka sendiri , subsidi merupakan hal yang biasa bagi peternak, petani, pengangguran dan sebagainya. Tidak ada satu negara maju yang tidak mensubsidi rakyatnya. Justru salah satu tugas negara adalah membantu rakyat, mensubsidi rakyat. Besarnya tanggungjawab negara terhadap rakyat dalam bentuk subsidi justru menjadi indikstor kemajuan sebuah negara.

Karena berlandaskan kekuatan, maka bagi kelompok ini menjajah bukanlah hal yang tabu. Dominasi kulit putih atas apache di Amerika, serta terhadap aborijin di Australia merupakan wujut nyata tipe manusia pertama ini. Anda tidak perlu berteriak-teriak hingga tenggorokan serak, agar Israel pergi dari palestina. Selama Israel lebih kuat dari Palestina, mereka tidak akan meninggalkan wilayah itu. Artinya, untuk 'menyadarkan' Israel agar pergi dari bumi PAlestina tidak dengan perjanjian perdamaian, namun menggunakan logika mereka sendiri : "KEKUATAN". Kata yang lebih vulgar adalah PERANG !


2. MENGKONSUMSI

Sebagian besar manusia butuh mengkonsumsi materi. Materi yang dimaksud di sini yaitu segala hal yang bisa dicapai/diakses indera manusia. MAteri yang paling banyak dikonsumsi manusia berupa makanan. Seperti makhluk hidup kebanyakan, manusia membutuhkan makanan untuk mempertahankan keberadaannya (eksistensinya). Manusia butuh hidup, butuh aktualisasi, butuh beraktifitas. Manusia butuh makan minum untuk bisa mempertahankan potensinya memiliki keturunan, yang berarti sebuah potensi untuk bisa 'abadi' secara kolektif. Manusia juga butuh mngkonsimsi tempat tinggal, atau rumah. Tentu saja cara mengkonsumsi tempat tinggak berbeda dengan mengkonsumsi makanan, yaitu dengan cara menempati atau tinggal di dalamnya. Mengkonsumsi tempat tinggal bisa lewat membeli, menerima warisan, merebut, atau juga bisa menjadi 'kontraktor', alias mengontrak.
Dalam kerangka mengkonsumsi, manusia berbeda dengan binatang. Binatang mengkonsumsi bersifat alamiah. Tidak ada perubahan pola konsumsi pada binatang. Jika terjadi perubahan pola, maka pasti ada unsur campur tangan manusia. Pola konsumsi binatang sangat alamiah. Harimau memakan kijang tidak perlu dimasak. Mereka membutuhkan kijang sesuai dengan kecenderungan alamiahnya. Satu ekor kijang bisa untuk makan satu keluarga harimau.
Manusia cenderung mengkonsumsi melebihi batas alamiahnya. Kalau harimau tidak pernah menimbun binatang tangkapannya, sebaliknya dengan manusia. Konsumsi normal manusia untuk makan misalnya riga piring nasi, alias 6 ons beras, namun manusia bisa dan sangat cenderung lebih dari takaran ini. Tidak hanya jumlahnya, jenis yang dikonsumsi manusia juga sangat beragam dibandungkan binatang. Manusia adalah makhluk omnivora, pemakan segala.
Jumlah konsumsi manusia yang melebihi batas bisa membuat manusia lupa diri. Antara lain dengan cara menimbun. MAnusia sangat 'cerdas' untuk menimbun harta. Bisa dalam bentuk rumah mewah, kendaraan yang banyak, tanah yang luas, tabungan (deposito) yang besar dan sebagainya.
Dampak negatif bisa muncul akibat manusia bersikap berlebihan dalam hal mengkonsumsi alias menimbun ini. Timbunan makanan dalam tubuh manusia menimbulkan berbagai penyakit, misalnya tekanan darah tinggi, asam urat, obesitas (kegemukan) dan sebagainya. Di samping rasa sakit yang diderita , penyakit-penyakit tersebut membuat manusia kehilangan banyak biaya untuk berobat. Akibat berikutnyayaitu kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri, karena sibuk dengan sakit.
Penimbunan harta yang berlebihan mengakibatkan mubadzir. Banyak manusia memiliki beberapa kendaraan roda empat, namun hanya untuk koleksi. Kendaraan-kendaraan itu lebih banyak menganggur, daripada dipakai. Padahal kendaraan yang nganggur juga butuh biaya perawatan. Di samping itu, penduduk begeri ini juga suka menimbun tempat tinggal/ tanah. Banyak gedung, rumah, atau vila yang menganggur karena pemiliknya sudah kelebihan tempat tinggal. Sementara, di sisi lain, sangat banyak penduduk yang tidak memiliki tempat tinggal serta lahan akhirnya berteduh di kolong-kolong jembatan. Sikap menimbun jelas akan mengakibatkan kesenjangan sosial yang tinggi.
Sikap konsumtif yang berlebihan (termasuk menimbun) telah membuat berbagai bencana bagi manusia, baik individu ataupun sosial. Bencana pribadi berupa berbagai penyakit yang diderita manusia, bencana sosial bisa berupa chaos, amuk masa seperti tahun 1997/1998 yang lalu.

Categories:

    Total Tayangan Halaman

    FOLLOWER

    Who is Super Power?