Bagi sebagian besar orang kata 'idealisme' tidak begitu menarik, karena berhubungan sesuatu yang tinggi, jauh, jangka panjang dan seterusnya. Tidak ! Tidak harus begitu. Idealisme merupakan pikiran, bahkan mungkin bayangan/perasaan seseorang tentang sesuatu yang menurut dia baik, benar, indah, nyaman, enak. dan seterusnya. Jika hal-hal itu sangat diyakini, maka pada tataran tertentu bisa menjadi keyakinan, bahkan ideologi.
Bagi pencuri, maka memperoleh hasil curian tanpa ketahuan polisi itu baik dan benar. Bagi pezina, memperkosa itu enak, indah dan nyaman. Bagi koruptor memakan hak rakyat itu baik, dan perlu. Itu semua merupakan contoh manusia-manusia beridealisme, berkeyakinan serta berideologi materialisme.
Idealisme itu pilihan. Dan setiap pilihan memiliki konsekuensi.
Saya memilih idealisme saya adalah ISLAM. Atau, ideologi saya ISLAM. Berideologi Islam bukan berarti keislaman seseorang adalah sempurna. Tidak. Karena keislaman seseorang adalah proses, sedangkan ideologi adalah keyakinan. Jadi ada proses penyempurnaan pengetahuan serta pengalaman keislaman, sekaligus memiliki efek menguatkan keyakinan atau ideologi Islam dalam diri orang tersebut.
Islam memiliki dimensi yang sangat luas. Islam menjangkau dunia dan akhirat. Islam menjangkau wilayah batin dan lahir. Islam juga menjangkau hal-hal yang syahadah (nyata) serta hal-hal yang supra ghoib.
Pada dasarnya Islam memiliki pandangan bahwa semua manusia memiliki derajad yang sama. Namun, karena kualitas taqwa yang berbeda, maka manusia yang terjerumus ke moral binatang menjadi rendah derajadnya, bahkan bisa lebih rendah dari binatang.
Tidak ada batas seberapa tinggi derajad taqwa manusia. Manusia bisa mencapai derajad ketaqwaan tanpa batas yang diketahui oleh manusia itu sendiri. Derajad ketaqwaan adalah dimensi batin yang menuntut amal-amal lahiriah. Walaupun Anda melakukan puasa setiap hari, kecuali di hari-hari yang dilarang melakukannya,sementara juga bersikap bakhil dengan harta yang Anda miliki, maka mustahil bisa mencapai ketinggian derajad taqwa. Walaupun Anda mengerjakan shalat lima waktu, bahkan Anda rajin tahajud serta shalat-shalat sunat, namun Anda sering menyakiti hati orang lain --apalagi fakir miskin-- maka sulit bagi Anda mencapai ketinggian derajad taqwa. Dan seterusnya.
Dimensi lainnya yaitu individu dan masyarakat. Islam sangat menghargai eksistensi individu. Bahkan, eksistensi individu merupakan prioritas utama yang perlu dibina kualitas taqwanya. Namun, di dalam Islam, individu tidak dianggap memiliki kualitas yang baik jika tidak memperhatikan nasib orang lain. Islam sangat menghargai individu yang bersedia menghargai serta peduli terhadap kehidupan (lahir/batin, dunia /akhirat) individu lainnya. Perhatian terhadap individu lainnya itu tidak dibatasi keturunan, darah, suku, serta tempat. Perhatian dari individu terhadap individu lainnya bersifat lintas batas. Islam menghargai keturunan, namun tidak dibatasi oleh faktor keturunan. Islam menghargai eksistensi suku dan bangsa, namun Islam tidak dibatasi oleh suku dan bangsa.
Jika Anda suku jawa, beragama Islam, maka tidak seharusnya membatasi diri hanya bergaul dengan orang jawa. Tidak semestinya Anda membangga-banggakan kesukuan Jawa Anda, walaupun Islam mengakui bahwa suku jawa itu ada. Seandainya Anda keturunan Nabi Muhammad s.a.w., tidak seharusnya Anda membangga-banggakan darah Anda, walaupun Islam mengakui bahwa ada keturunan Nabi Muhammad s.a.w., dan seterusnya.

Semangat Memberi

Kata kunci dalam melihat kualitas seorang muslim adalah proses.Belajar dari berbagai peristiwa, maka kita bisa menyaksikan, bahwa semua makhluk serta penyempurnaannya membutuhkan proses. Tentu saja proses di sini dalam prespektif manusia. Jangan dicampuradukkan dengan 'cara pandang' Tuhan, karena bagi ALLAH adalah kun fa yakun, "jadilah ! maka kehendak Allah pasti jadi", Allah tidak pernah gagal. Allah Maha independen (Qiyamu binafsih). Dalam berkehendak Allah tidak membutuhkan fasilitas termasuk waktu. Karena Allah tidak dibatasi waktu dalam penciptaan makhluk, maka bagi Allah tidak ada yang disebut proses. Sedangkan suatu proses selalu membutuhkan atau tergantung pada waktu.

Categories:

One Response so far.

  1. Unknown says:

    Semangatnya hebat. Islam Jaya.

    Total Tayangan Halaman

    FOLLOWER

    Who is Super Power?